“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya, maka Dia akan dipahamkan dalam agamanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ciri-ciri orang yang mendapat hidayah dari Allah:
1. Dipahamkan perkara agama, dapat membedakan mana yang sesuai Al-Qur’an dan hadits (sunnah Rasulullah dan sunnah Khulafaur Rasyidin).
2. Mulai mencari-cari (haus) kajian ilmu agama, senang menghadiri majlis ta’lim, senang mendengarkan ceramah agama, senang mempelajari Al-Qur’an dan hadits.
3. Membenahi ibadah sholatnya sesuai sifat sholat Nabi dan sunnah-sunnahnya. Membenahi cara wudhunya dan bacaan dzikir usai sholatnya dan lainnya.
4. Mulai menanyakan/mencari apa dalil dari suatu ibadah, tidak pernah lagi taqlid buta, tidak mau lagi ikut-ikutan saja.
5. Membenahi bacaan Al-Qur’an-nya dan menambah hafalannya dengan niat bisa hafal Al-Qur’an.
6. Mulai berpenampilan sebagai seorang mukmin. Bagi pria, berjenggot dan bercelana di atas mata kaki (tidak isbal). Bagi wanita, memakai hijab syar’i.
7. Selalu sholat fardhu di awal waktu. Bagi laki-laki selalu sholat fardhu berjamaah di masjid, kecuali ada udzur syar’i. Bagi perempuan, sholat fardhu di rumah.
8. Semakin giat mengerjakan sholat sunnah terutama sholat sunnah rawatib, tahajud, witir, dhuha, dll.
9. Menjauhi dan meninggalkan perkara agama yang bid’ah dan syubhat.
10. Mulai rajin bersedekah walaupun sedikit, dan meninggalkan riba. Bagi laki-laki langsung berhenti merokok. Bagi perempuan langsung meninggalkan ghibah.
11. Tidak mengenyangkan perut saat makan minum, khawatir ibadah sholatnya akan terganggu. Mulai mengemari memakan buah kurma dan apapun yang disukai Rasulullah SAW.
12. Seringkali terbangun sendiri di sepertiga akhir malam, qiyamullail.
13. Mulai menjalankan sunnah Rasulullah di kehidupan sehari-hari, menghafal do’a masuk keluar rumah/ masjid/ kamar mandi, do’a makan minum/ tidur bangun/ naik kendaraan, dsb.
14. Tidak mau lagi bersalaman dengan orang-orang yang bukan mahramnya. Bagi laki-laki, menundukkan pandangannya terhadap wanita. Bagi perempuan, tidak mengunakan parfum yang berlebihan dan membantu kaum lelaki dalam menjaga pandangannya.
15. Sering mengingat mati, bertambah baguslah persiapannya. Menanggalkan ilmu tenaga dalamnya dan semua ilmu bantuan dari jin. Hanya hafalan Al-Qur’an dan pengetahuan hadits pegangannya.
16. Selalu berbicara di atas kebenaran, menyampaikan yang benar, menjauhi debat (apalagi debat kusir dengan orang-orang jahil/bodoh).
17. Sangat senang berada di bulan yang penuh berkah yaitu bulan Ramadhan.
“Katakanlah: Samakah antara orang yang buta dengan orang yang melihat? Tidakkah kalian memikirkannya?” (QS. Al-An’am: 50)
Syaikhul Islam Ibn Taimiyah rahimahullahu mengatakan: “Siapa saja yang menginginkan kebahagiaan yang abadi, maka ia harus bersabar menapaki pintu dan tangga-tangga peribadahan kepada Allah.” (Madaarij al Saalikin 1/429)
Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata:
“الإنسان الموفق يمكن أن يحول عاداته إلى عبادات والإنسان الغافل يجعل عباداته عادات
“Orang yang diberi taufik, ia bisa merubah berbagai kebiasaannya menjadi amal ibadah. Namun orang yang lalai justru menjadikan amal ibadahnya hanya sebagai kebiasaan saja.”
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata:
مِنْ أَسْبَابِ زِيَادَةِ الْإِيمَانِ:
أَنْ يُطَالِعَ الْإِنْسَانُ فِي سِيرَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّمَ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ
“Diantara sebab bertambahnya keimanan seseorang adalah ia mempelajari sirah Nabi ﷺ dan para sahabatnya yang mulia.” (Fatawa Nur Ala ad-Darb, 12/17)
Syaikh Bin Baz pernah ditanya: “Bagaimana tanggapan anda tentang fenomena sebagian orang yang tadinya istiqomah, sangat istiqomah dan kuat keimanannya, namun kemudian dia tergelincir/menjadi buruk? Penyebabnya bisa jadi satu dari dua hal: Mungkin dia tidak bersyukur atas nikmat hidayah atau dia pernah mengejek seseorang karena tergelincir.”